Hai teman-teman! Pernah nggak sih kalian kepikiran, kenapa ya bangsa kita ini pakai huruf-huruf Latin – A, B, C, dan seterusnya – buat nulis bahasa Indonesia sehari-hari? Padahal, Indonesia kan kaya banget budayanya, termasuk soal aksara atau sistem tulis-menulis. Dulu, nenek moyang kita punya aksara sendiri lho! Nah, biar nggak penasaran, yuk kita ngobrol santai soal sejarah di baliknya.
Jadi gini ceritanya... Dulu kala, jauh sebelum Indonesia merdeka, wilayah kita ini terdiri dari banyak kerajaan dan suku bangsa yang punya bahasa dan aksara masing-masing. Ada aksara Jawa, Bali, Sunda, Bugis, dan banyak lagi. Bentuknya unik dan indah! Selain itu, pengaruh Islam juga membawa aksara Arab (yang kita kenal sebagai Jawi) dan dipakai luas, terutama buat bahasa Melayu yang jadi bahasa pergaulan di mana-mana.
Nah, terus datanglah penjajah Belanda. Mereka kan dari Eropa, dan otomatis sistem tulisan mereka ya pakai abjad Latin. Lama kelamaan, buat urusan administrasi dan pendidikan di masa kolonial, Belanda mulai "memaksa" penggunaan abjad Latin untuk bahasa Melayu (yang jadi cikal bakal bahasa Indonesia). Mereka bikin standar ejaan sendiri waktu itu.
Terus, kenapa pas kita merdeka, kita tetap pakai abjad Latin ini ya? Padahal kan kita udah bebas dari penjajah. Nah, di sinilah bagian menariknya! Para pendiri bangsa kita punya visi yang keren banget soal persatuan. Indonesia itu kan luas dan punya ratusan bahasa daerah. Kalau kita milih salah satu aksara daerah jadi aksara nasional, bisa-bisa suku lain merasa nggak diayomi.
Makanya, abjad Latin ini dianggap pilihan yang lebih netral. Nggak ada tuh yang merasa "wah, ini mah aksara suku gue banget!" Selain itu, abjad Latin juga dianggap lebih mudah dipelajari, apalagi buat negara yang baru mau meningkatkan angka literasi penduduknya. Bayangin aja, kalau kita harus belajar banyak aksara daerah yang rumit, pasti lebih susah kan?
Alasan lain juga karena waktu itu dunia udah makin modern. Teknologi cetak dan komunikasi internasional juga lebih akrab dengan abjad Latin. Jadi, dengan pakai abjad Latin, Indonesia bisa lebih mudah bergaul dan bersaing di kancah dunia.
Meskipun begitu, bukan berarti kita melupakan aksara-aksara daerah kita lho ya! Aksara-aksara itu tetap kita lestarikan sebagai bagian dari kekayaan budaya. Bahkan, di beberapa daerah, aksara tradisional masih diajarkan di sekolah atau digunakan dalam acara-acara adat. Keren kan?
Jadi, kesimpulannya, kenapa Indonesia pakai abjad Latin itu bukan cuma karena warisan penjajah. Lebih dari itu, ini adalah keputusan bijak para pendiri bangsa untuk menyatukan kita semua, memudahkan kita belajar, dan membawa Indonesia ke arah yang lebih modern.
0 Comments
Apa? 🐧